Kanker mulut rahim masih menjadi ancaman serius bagi wanita, namun dengan skrining kanker serviks secara rutin, penyakit ini dapat dideteksi lebih awal dan diatasi sebelum berkembang. Berikut adalah panduan skrining kanker serviks berdasarkan rekomendasi terbaru, dirancang untuk membantu Anda memahami langkah-langkah pencegahan yang paling efektif.
Table of Contents
Metode Skrining Kanker Serviks
Ada beberapa metode skrining yang tersedia, masing-masing memiliki keunggulan tersendiri:
- Tes DNA HPV
Metode ini dianggap paling sensitif karena mampu mendeteksi infeksi HPV risiko tinggi bahkan sebelum terjadi perubahan sel di leher rahim. Tes ini sangat direkomendasikan sebagai metode utama dalam skrining kanker serviks. - Pap Smear atau Sitologi
Meskipun kurang sensitif dibandingkan tes DNA HPV, Pap smear masih banyak digunakan, terutama di tempat di mana tes DNA HPV belum tersedia. Metode ini memeriksa adanya perubahan sel serviks yang dapat mengarah pada kanker. - Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
Untuk daerah dengan keterbatasan sumber daya, IVA menjadi pilihan yang efektif. Prosedur ini sederhana dan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dasar. Dengan bantuan asam asetat, petugas medis dapat melihat perubahan sel secara langsung.
Kapan Seorang Wanita Harus Melakukan Skrining?
Kapan sebaiknya memulai skrining? Panduannya disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan setiap wanita:
- Mulai pada usia 30 tahun untuk wanita pada umumnya.
- Mulai pada usia 25 tahun untuk wanita dengan HIV, karena mereka memiliki risiko lebih tinggi.
Interval skrining juga bervariasi tergantung pada metode yang digunakan:
- Tes DNA HPV: setiap 5-10 tahun.
- Pap smear: setiap 3 tahun.
- IVA: setiap 3-5 tahun.
Setelah usia 65 tahun, skrining dapat dihentikan jika hasil sebelumnya konsisten normal.
Tindak Lanjut Hasil Skrining
Hasil skrining yang positif memerlukan tindak lanjut lebih lanjut:
- Jika tes DNA HPV menunjukkan hasil positif, langkah selanjutnya adalah triase dengan kolposkopi, IVA, atau sitologi.
- Hasil abnormal pada Pap smear perlu ditindaklanjuti dengan kolposkopi dan, jika diperlukan, biopsi untuk memastikan diagnosis.
- Jika IVA menunjukkan hasil positif, pasien dapat segera menjalani krioterapi atau LEEP sesuai indikasi.
Pap Smear untuk Deteksi Kanker Serviks
Pap smear adalah salah satu metode skrining paling penting dalam upaya pencegahan kanker serviks. Prosedur sederhana ini dapat mendeteksi perubahan sel abnormal (lesi prakanker) di serviks sebelum sel-sel tersebut berkembang menjadi kanker. Dengan deteksi dini, dokter dapat melakukan penanganan lebih awal, mencegah perubahan sel abnormal menjadi kanker invasif.
Tak hanya itu, skrining Pap smear juga mampu mendeteksi infeksi atau peradangan pada serviks yang mungkin memerlukan penanganan medis. Berkat skrining rutin, angka kematian akibat kanker serviks telah menurun secara signifikan di seluruh dunia.
Kapan Seorang Wanita Harus Melakukan Pap Smear?
Skrining kanker serviks dengan Pap smear dianjurkan dimulai pada usia 21 tahun, dengan frekuensi setiap 3 tahun sekali. Untuk wanita berusia 30-65 tahun, Pap smear dapat dilakukan bersamaan dengan tes HPV (co-testing) setiap 5 tahun sekali, guna meningkatkan akurasi deteksi.
Wanita yang telah berusia di atas 65 tahun dapat menghentikan skrining jika hasil sebelumnya konsisten normal. Namun, bagi mereka dengan faktor risiko tinggi seperti riwayat infeksi HPV atau sistem kekebalan tubuh yang lemah, skrining lebih sering mungkin diperlukan.
Persiapan Sebelum Pap Smear
Agar hasil Pap smear lebih akurat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan tes:
- Hindari hubungan seksual dalam 24-48 jam sebelum pemeriksaan.
- Jangan gunakan tampon, obat vagina, atau douching dalam 2-3 hari sebelumnya.
- Sebaiknya tes tidak dilakukan saat menstruasi karena darah dapat mempengaruhi hasil.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil atau menggunakan kontrasepsi hormonal.
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Pap smear biasanya berlangsung sekitar 10-20 menit di ruang pemeriksaan ginekologi. Prosesnya meliputi:
- Pasien berbaring dengan posisi litotomi (lutut ditekuk, kaki di penyangga).
- Dokter memasukkan spekulum untuk melebarkan dinding vagina.
- Sampel sel diambil dari permukaan serviks menggunakan spatula atau sikat khusus.
- Sampel ini kemudian dioleskan ke slide atau dimasukkan ke dalam cairan pengawet untuk analisis lebih lanjut.
Interpretasi Hasil
Hasil Pap smear dikategorikan sebagai berikut:
- Normal: Tidak ditemukan sel abnormal.
- ASCUS: Sel skuamosa atipik dengan signifikansi tidak pasti.
- LSIL: Lesi intraepitel skuamosa derajat rendah.
- HSIL: Lesi intraepitel skuamosa derajat tinggi.
- ASC-H: Sel skuamosa atipik, tidak dapat menyingkirkan HSIL.
- AGC: Sel kelenjar atipik.
Tindak Lanjut Hasil Abnormal
Jika hasil menunjukkan adanya sel abnormal, langkah tindak lanjut mungkin mencakup:
- Pengulangan Pap smear dalam 6-12 bulan untuk memantau perubahan.
- Tes HPV untuk mendeteksi keberadaan virus HPV risiko tinggi.
- Kolposkopi, yaitu pemeriksaan serviks lebih detail menggunakan alat khusus.
- Biopsi, jika area mencurigakan ditemukan selama kolposkopi, untuk memastikan diagnosis.
Keterbatasan Pap Smear
Meskipun efektif, skrining Pap smear memiliki beberapa keterbatasan:
- Ada kemungkinan hasil false negative atau false positive, meskipun jarang.
- Sensitivitasnya sekitar 50-70% untuk mendeteksi lesi prakanker, sehingga skrining berulang sangat penting.
- Tes HPV direkomendasikan sebagai pelengkap untuk meningkatkan akurasi hasil.
- Pap smear tidak dapat mendeteksi semua jenis kanker serviks.
Dengan melakukan Pap smear secara rutin, risiko kanker serviks dapat diturunkan secara signifikan. Bahkan jika Anda sudah divaksinasi HPV, skrining tetap penting untuk deteksi dini. Menjaga kesehatan serviks adalah langkah besar dalam melindungi diri dari kanker serviks, dan Pap smear adalah alat yang tak ternilai dalam upaya ini.
Ingat!
Dengan melakukan skrining kanker serviks dengan rutin, kita dapat secara signifikan menurunkan angka kejadian dan kematian akibat penyakit ini. Skrining rutin, dikombinasikan dengan suplemen AFC Japan Indonesia serta menerapkan pola hidup yang baik, adalah langkah kunci untuk melindungi kesehatan wanita.
Salah satu rekomendasi nutrisi tambahan untuk kanker serviks yang bisa dikonsumsi adalah Utsukushhii Gold AFC Japan. Jika Anda sudah terdiagnosis kanker serviks, penting untuk terus berkonsultasi dengan dokter dan mencari penanganan yang tepat dan komprehensif. Jika diperlukan, Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi gratis AFC Japan Indonesia di nomor +62 821-2613-6860. Semoga bermanfaat!